a place where you can read, hear, and watch my expression.. about me, my life and everything.. enjoy..

Minggu, 03 Juli 2011

Demi Pendidikan


gambar diambil dari sini

2 hari yang lalu, saya nemenin adik sepupu saya yang baru lulus SMA untuk mendaftar ke Universitas. Sepupu saya ini sudah ikut 2 macam seleksi yaitu SNMPTN Undangan dan SNMPTN Ujian Tulis, tapi sayangnya belum jodoh buat masuk ke Universitas tujuan. Nah, karna itulah perjalanan hari jumat dimulai. Awalnya kami menuju UNAIR untuk melakukan verifikasi dokumen pendaftaran PMDK Umum Gelombang I. Jalur PMDK ini merupakan jalur Mandiri yang diadakan oleh Universitas Airlangga. Tentunya, mahasiswa yang masuk lewat jalur ini harus rela membayar lebih banyak daripada mahasiswa jalur reguler. Biaya yang dikeluarkan tidak tanggung-tanggung, bisa mencapai kira2 4x lipat SPP jalur reguler per semesternya. Dan uang pangkal alias sumbangan pendidikannya mencapai Rp.175 juta untuk Jurusan Pendidikan Dokter, luar biasanya lagi adalah uang sejumlah tersebut harus dibayar secara tunai. Tapi nyatanya, banyak kok para lulusan SMA yang mencoba peruntungannya lewat jalur ini.

Selesai melakukan verifikasi dokumen yang makan waktu kurang lebih 3 jam, kami melanjutkan perjalanan ke salah satu Universitas swasta di Surabaya, sebut saja BK alias Brosur Keren. *serius deh brosurnya keren banget. Pemandangannya sangat kontras dengan persinggahan pertama kami. Begitu masuk ke ruang administrasi UBK untuk melakukan konfirmasi pendaftaran, kami masuk ke ruangan yang cukup luas dengan AC yang dingin. disana, kami dilayani dengan ramah. Namun, karena kami datang saat jam istirahat makan siang, terpaksa kami menunggu agak lama. Tapi nggak masalah, tempatnya nyaman dan brosurnya keren. Iya, serius, brosurnya keren. ^^

Tujuan selanjutnya adalah Universitas swasta yang lain. Sebutlah UPM alias Universitas Pasti Masuk. Kenapa saya bilang universitas pasti masuk? I'll tell you. UPM ini letaknya cukup jauh dari rumah saya. kayanya sih kalo nggak bawa kendaraan sendiri bakalan ribet kalo pergi kesana. Nah, tujuan kami ke UPM ini adalah untuk melakukan pembayaran formulir. Sesampainya di gedung pendaftaran, terdapat beberapa buah meja informasi, dan kami menghampiri salah satunya. Disana kami dijelaskan bahwa kami harus melakukan pendaftaran dan langsung tes saat itu juga. Tidak hanya itu saja, mereka juga langsung bertanya kapan kami akan daftar ulang dan melakukan pembayaran uang masuk, karena dengan menemui salah satu dari mereka, kami akan mendapatkan diskon sebesar 50%. Eh, padahal saat itu kami bahkan belum membayar formulir pendaftaran. Selesai membayar, sepupu saya langsung mengikuti tes dengan sistem komputer. Ada suatu kejadian lain yang bikin saya makin yakin dengan julukan yang saya berikan kepada universitas ini. Setelah sepupu saya masuk ke ruangan tes, ada sepasang orang tua yang mendaftarkan anaknya. Jurusan yang akan dituju dipilih oleh sang ayah, karena saat itu si anak sempat bertanya "Daftar apa ini, pa?". *hmm?. Setelah melakukan prosedur yang sama, masuklah si anak ke dalam ruangan tes, dan mengerjakan tes dengan sangat cepat. Si anak keluar beberapa menit kemudian jauh sebelum sepupu saya keluar dari ruangan yang sama (sepupu saya masuk duluan) dan mendapatkan hasil yang membanggakan. Ia berhasil masuk ke UPM. Beberapa calon mahasiswa lain yang juga telah melaksanakan tes sebelumnya pun, selama pengamatan saya, tidak ada yang tidak lolos, begitupun sepupu saya yang masuk ke jurusan pilihannya. Saya rasa tes itu hanya semacam formalitas, hmm, atau memang para calon mahasiswa yang saya amati memang pintar2. Ah, whatever. The most important thing is Mission accomplish. ^^

Masa-masa penerimaan mahasiswa/siswa baru ini memang masa-masa yang menegangkan, hmm, bagi banyak pihak. Siswa yang mendaftar, orang tua siswa, plus sekolah/universitas yang membuka pendaftaran siswa baru. Para pendaftar tentunya berusaha masuk ke sekolah-sekolah unggulan, dan kabar baiknya adalah mereka harus menghadapi persaingan yang begitu berat. Orang tua siswa tentunya ikut senewen dan tegang karena khawatir anaknya tidak diterima di sekolah/universitas yang dituju. Di salah satu media massa bahkan memberitakan bahwa orang tua siswa rela menginap di sekolah demi mendapatkan formulir pendaftaran sebuah sekolah dasar negeri favorit. Bayangkan, bahkan untuk masuk SD pun persaingannya begitu ketat. Nah, untuk sekolah atau universitas, tentunya saat2 ini merupakan saat yang sibuk terutama bagi sekolah/universitas favorit. Sedangkan untuk universitas yang sepi peminat, sibuk atur strategi untuk mendapatkan murid baru. Seperti yang saya katakan tadi, ini adalah masa-masa yang menegangan bagi banyak pihak.

Tapi, sebenarnya belajar bisa dimana saja kok. Yang penting niat dan kesungguhannya. Semoga semangat-semangat yang tampak saat berburu sekolah ini dapat terus bertahan dan berganti semangat menuntut ilmu. Anak2 Indonesia makin pintar, Indonesia makin maju. Aamiin.


MERDEKA..!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar