Sampai kemarin, saya pikir senyum yang termasuk ibadah itu merupakan kebiasaan yang baik. Namun, ternyata nggak selamanya kebiasaan ini baik. Seorang dosen, pembimbing skripsi saya, menegur saya karena kebiasaan ini. Intinya beliau berkata : "Jangan kebanyakan senyum, secara subjektif orang bisa menilai kamu tidak serius.". Teguran ini beliau sampaikan beberapa saat setelah sidang proposal skripsi saya usai.
Agak kaget ditegur seperti itu. Apakah berarti kebiasaan saya ini emang nggak wajar? Entahlah?
Begitu saya bercerita kepada salah satu teman saya mengenai hal tersebut. Dia malah merespon: "Itu memang karakternya Esti. Waktu nangis aja Esti senyum."
Hahaha. Saya langsung sadar kalau memang ada yang salah dengan ekspresi wajah saya.
Tapi tenang aja, saya akan tetap tersenyum. Tapi kali ini saya akan berusaha tersenyum pada tempatnya.
Keep Smiling. :)
Ah. Setiap orang yang papasan sama aku malah mesti bilang, "kenapa Cha kok cemberut mulu?"
BalasHapusSo I envy youuuuu! Hahahahaaa
haha, senyum atuh, Cha. ^^
BalasHapus